Sejarah Berdirinya Himpunan Mahasiswa Islam (HMI)
1. Latar belakang pemikiran
Berdirinya himpunan mahasiswa islam (HMI) diprakarsai oleh Larfan Pane,
seorang mahasiswa STI (Sekolah Tinggi Islam), kini UII (Universitas
Islam Indonesia) yang masih duduk di tingkat I. Tentang sosok Lafran
Pane,dapat di ceritakan secara garis besarnya antara lain bahwa pemuda
Lafran Pane lahir di Sipirok Tapanuli Selatan, Sumatra utara. Pemuda
lafran pane yang tumbuh dalam lingkungan nasionalisme muslim pernah
mengenyam di pendidikan pesantren, ibtidaiyah, wusta dan sekolah
muhamadiyah.
Adapun latar belakang pemikiran dalam pendirian HMI adalah : "Melihat
dan menyadari bahwa kehidupan manusia dan mahasiswayang beragama islam
pada waktu itu, yang pada umumnya belum memaham dan mengamalkan ajaran
agamanya. Keadaan yang demikian adalah akibat dari system pendidikan dan
kondisi masyarakat pada waktu itu. Karena itu perlu di bentuk
organisasi untuk merubah kondisi tersebut.organisasi magasiswa ini harus
mempunyai kemampuan untuk mekikuti alam pemikiran mahasiswa yang selalu
menginginkan inovasi atau pembaharuan dalam segala bidang, termasuk
pemahaman dan penghayatan agamanya, yaitu agama islam. Tujuan tersebut
tidak akan dilaksanakan kalau NKRI tidak merdeka, rakyatnya melarat.
Maka organisasi ini harus turut mempertahankan Negara Republik Indonesia
kedalam dan keluar, serta ikut memperhatikan dan mengusahakan
kemakmuran akya.
2. Peristiwa Bersejarah 5 Febuari 1947
Setelah melakukan beberapa kali mengadakan pertemuan yang berakhir pada
kegagalan. Lafran pane mengadakan rapat tanpa undang, yaitu mengadakan
pertemuan secara mendadak yang mempergunakan jam kuliah tafsir. Ketika
itu hari rabu 14 rabiul awal 1366, bertepatan pada 5 febuari 1947, di
salah satu ruang kuliah STI di Jalan Setiodiningrat (sekarang panembahan
senopati), masuklah mahasiswa lafran pane yang dalam perangkatnya dalam
memimpin rapan antaralain mengadakan "Hari ini adalah pembentukan
organisasi mahasiswa islam, Karena persiapan yang di perlukan sudah
beres. Yang mau HMI sajalah yang mau di ajak mendirikan HMI, dan yang
menentang biarlah dia menentangtoh tanpa mereka organisasi ini bias
berdiri dan berjalan".
3. Tujuan berdirinya HMI
Pada awal pembentukan HMI bertujuan diantaranya sebagai berikut:
a. Mempertahankan NKRI dan mempertinggikan derajat rakyat Indonesia
b. Menegakkan dan megembangkan ajaran agama islam.
4. Tokoh-tokoh himpunan mahasiswa islam (HMI)
Tokoh-tokoh pemula / pendiri HMI antara lain:
a. Lafran pane (Yogya)
b. Karnoto Zarkasyi (Ambarawa)
c. Dahlan Husein (Palembang)
d. Maisaroh Hilal (Singapura)
e. Suwali
f. Yusdi Ghozali (Semarang)
g. Mansyur
h. Siti Zainah (Palembang)
i. Hasan Basri
j. Marwan
k. Zulkarnan
l. Tayib Razak
m. Toha Mashudi (Malang)
n. Baidron Hadi (Yogya)
5. Faktor pendukung berdirinya himpunan mahasiswa islam (HMI)
a. Posisi dan arti kota Yogyakarta
• Yogyakarta sebagai ibukota NKRI dan kota perjuangan
• Pusat gerakan islam
• Kota universitas/ kota pelajar
• Ppusat kebudayaan
• Terletak di central of java
b. Kebutuhan penghayatan dan keagamaan mahasiswa
c. Adanya tuntutan perang kemerdekaan bangsa Indonesia
d. Adanya STI (Sekolah Tinggi Agama Islam), BPT (Balai Perguruan Tinggi)
e. Gajah mada, STT (Sekolah Tinggi Tehnik)
f. Adanya dukungan presiden STI Prof. Abdul Kahar Muzakir
g. Umat islam Indonesia mayoritas
6. Fase-fase perkembangan himpunan mahasiswa islam (HMI) dalam
perjuangan bangsa Indonesia
a. Fase konsilidasi perkembangan spiritual (1946 - 1947)
Sudah diterangkan di atas.
b. Fase pengkokohan (5 febuari 1947 – 30 november 1947)
Selama kurang lebih 9 (Sembilan) bulan, reaksi-reaksi terhadap kelahiran
HMI barulah berakhir. Masa Sembilan bulan itu di pengaruhi untuk
menjawab berbagai reaksi dan tantangan yang dating silih berganti, yang
kesemuanya itu saling mengokohkan eksistensi HMI sehinga dapat berdiri
tegak dan kokoh.
c. Fase Perjuangan Bersenjata (1947-1949)
Seiring dengan tujuan HMI yang di gariskan sejak awal berdirinya, maka
konsekuensinya dalam masa perang kemerdekaan, HMI terjun kegelangangan
pertempuran melawan agresi yang di lakukan oleh belanda, membantu
pemerintah baik memegang senjata bedil dan bamboo runcing, sebagai
setaff, penerangan, penghubung. Untuk menghadapi pemberontak di Madiun
18 september 1948, Ketua PPMI / Wakil ketua PBHMI Ahmad Tirtosudiro
membentuk corps mahasiswa (CM), dengan komandan hartono dan wakil
komandan Ahmad Tirtosudiro, ikut membantu pemerintah pemberontakan PKI
di Madiun. Dendam serta benci itu Nampak sangat menonjol pada tahun
1964-1968, di saat menjelang meletusnya G30 S / PKI.
d. Fase pertumbuhan dan perkembangan HMI (1950-1963)
Selama para kader HMI yang terjun ke gelengang pertempuran melawan pihak
pihak aggressor, selama itu pula pembina organisasi terabaikan.namun
hal seperti itu di lakukan secara sadar, karena itu semua meliarisir
tujuan dari HMI sendiri. Serta dwi tugasnya yakni tugas agama dan tugas
bangsa. Maka dengan adanya penyerahan kedaultan rakyat tanggal 27
desember 1949, mahasiswa yang berniat untuk melanjutkan kuliahnya
ermunculan di Yogyakarta. Sejak tahun 1950 dilakukan konsilidasi
internal organisasi. Disadari bahwa konsilidasi organisasi adalah
masalah besar sepanjang masa. Bulan juli 1951 PB HMI dipisahkan dari
Yogyakarta ke Jakarta.
e. Fase tantangan (1964-1965)
Dendam sejarah PKI kepada HMI merupakan sebuah tantangan tersendiri bagi
HMI. Setelah agitasi-agitasinya berhasil membubarkan masyumi dan GPII,
PKI menganggap HMI adalah kekuatan ketiga umat islam. Begitu
bersemangatnya PKI dan simpatinya dalam membubarkan HMI, terlihat dalam
segala aksi-aksinya, mulai dari hasuran, fitnah propaganda hingga
aksi-aksi rill beruba penculikan dan sebagainya. Usaha-usaha yang gigih
dari kaum komunis dalam membubarkan HMI ternyata tidak menjadi
kenyataan, dan sejarahpun telah membeberkan dengan jelas siapa yang
kontra revolusi, PKI dari puncak aksi pada tanggal 30 september 1965
telah membuatnya sebagai salah satu organisasi terlarang.
f. Fase kebangkitan HMI sebagai pelopor orde baru (1966-1968)
HMI sebagai sumber insani bangsa turut melopori Brde Baru.
Langganan:
Postingan (Atom)